Jumat, 09 Januari 2009

KARYA THOMAS KARSTEN DI SEMARANG II

BAGIAN II
TINJAUAN UMUM

2.1. Pokok Bahasan
A. Disiplin Ilmu
Tulisan ini termasuk dalam kajian disiplin ilmu Arsitektur. Disiplin ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: Arsitektur sebagai Seni dan Arsitektur sebagai Ilmu. Pertama, arsitektur sebagai seni. Seni berasal dari kata latin Arts yang bersumber dari kata Arstus dalam bahasa yang sama. Arstus berarti lengan atau anggota badan manusia. Jadi, seni adalah hasil karya yang tergantung pada kekuatan (Yunani = Tekhne ) lengan. Karena itu dapat dikatakan bahwa sebagai seni, Arsitektur juga tergantung pada kekuatan lengan. Sebab arsitektur itu juga dinyatakan sebagai cabang seni rupa yang tertinggi (Fine Arts). Dalam kedudukan tersebut Arsitektur dipakai sebagai ukuran untuk menilai tingkat kebudayaan suatu masyarakat. Disini para pelaku seni dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu:

  • ARTIST, yaitu seniman dengan daya penciptaan yang imajinatif.
  • ARSTISAN, yaitu seniman dengan kemahiran yang memanfaatkan tangan (manual worker).
Pengertian arsitektur sendiri pada masa kini mencakup seni maupun iptek dalam membangun ( 'BOUWKUNST' dan 'BOUWKUNDE' ). Berarti arsitektur bukan hanya iptek tetapi juga seni.

Setiap karya seni harus mempunyai 2 (dua) aspek yaitu:

  • Pengalaman Sekarang. Pada tahap ini seni memberikan kebahagiaan, ketegangan, drama, dan pada tingkat kesempurnaannya memberi kepuasan atau rasa damai dalam wujud murni yanng berisi intervensi warna, nilai dan masa dalam ruang.
  • Pengalaman Masa Lampau. Pada tahap ini segala sesuatu dipelajari dan dinilai. Jika dirasa sebagai kepemilikan/asset budaya, maka diputuskan untuk dilestarikan.

Kedua, arsitektur sebagai Ilmu Pengetahuan. Menurut filsafat ilmu, Arsitektur sebagai Ilmu Pengetahuan baru absah jika:

  • Jelas Obyek Materialnya, yaitu berupa wujud fisik, kertaji, dan konkret. Obyek material yang dimaksud berupa lingkungan binaan, karena tanpa perbuatan manusia dalam membina atau membangun lingkungan, maka dunia tetap akan terwujud secara alami dan tidak ada budaya.
  • Obyek Bersifat Formal yaitu jika merupakan obyek non fisik dan abstrak. Dalam hal ini pokok studinya adalah fungsi, rupa dan keteknikan. dalam membina lingkungan. Sejak kemajuan iptek mempengaruhi industri konstruksi, persyaratan obyek formal ini meluas mencakup obyek ekonomis, kultural dan ekologis.

B. Penulisan Sejarah Arsitektur

1. Arti Sejarah
Sejarah yang dalam bahasa Inggris disebut History (sejarah) berasal dari kata Yunani, istoria yang berarti ilmu. Filsuf Aristoteles mengatakan bahwa istoria berarti suatu interprestasi yang sistimatik mengenai seperangkat gejala alam. Menurut definisi yang paling umum, kata history kini berarti 'masa lampau umat manusia'.

2. Penelitian Sejarah.
Penelitian sejarah adalah Proses Menguji dan Menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Pernyataan seseorang dalam bidang sejarah harus dibuktikan tidak melalui eksperimen sebagai mana biasanya tetapi dengan interprestasi. Untuk pembuktian tersebut diperlukan obyek kajian berupa tulisan, benda-benda arkelologi dan lain-lain, termasuk karya arsitektur.

Rekonstruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses tertentu disebut histogrfi (penulisan sejarah). Kegiatan ini betujuan untuk merekonstruksi sebanyak-banyaknya peristiwa masa lampau. Untik itu peneliti harus memiliki sikap interpretatif dan deskriptif. Sikap interpretatif berarti sanggup menerangkan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi dan juga hubungannya, sedang deskriptif berarti mampu menceritakan apa, bilamana, dan dimana terjadinya dan siapa yang terlibat.

3. Penelitian Sejarah Arsitektur
Untuk dapat dikatakan sebagai Penelitian Sejarah Arsitektur pertanyaan yang harus dijawab adalah:

  • Apa yang digolongkan sebagai karya arsitektur? dalam hal ini yang harus diidentifikasi adalah : masa bangunan, denah, tampak dan ragam hias.
  • Siapa Arsiteknya? dalam hal ini yang perlu diidentifikasikan adalah karya arsitektur arsitek tersebut dan pemikirannya. Kemudian pemikiran itu dicoba untuk dipahami.
  • Dimana, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah melakukan studi banding antara karya seorang arsitek dan karya sejaman ditempat yang sama.
  • Kapan? pertanyaan ini berkaitan dengan tahun pembuatan sebuah bangunan. Melalui tahun pembuatan ini dapat diketahui teknik konstruksi , gaya bangunan dan bahan yang dipakai.
  • Mengapa? pertanyaan ini berkaitan dengan latar belakang/penyebab didirikannya sebuah bangunan.
  • Bagaimana? pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui cara membangun, termasuk pendekatan perancangannya.
2.2. Permasalahan
Karya para arsitek Belanda di Hindia Belanda oleh para pengamat dari Belanda sendiri dinyatakan berbeda dari karya-karya yang dibuat disana pada periode yang sama. Akan tetapi pengamatan dilapangan memperlihatkan bahwa berbagai aliran yang muncul di Eropa ternyata ada juga pada rancangan Thomas Karsten. Dari hal tersebut diatas, penulis dihadapkan pada pertanyaan:

  • Apakah perkembangan Arsitektur Moderen di Eropa mempengaruhi Thomas Karsten dalam berkarya?
  • Apakah paham sosialis yang dianutnya juga berpengaruh pada karya Thomas Karsten?
  • Sedalam apa pengaruh itu.

Dilain pihak terlihat juga bahwa Thomas Karsten berusaha menonjolkan karya-karya orisinilnya yang ditujukan untuk mempresentasikan Hindia Belanda Moderen. Dalam hal ini permasalahan yang ingin digali adalah :

  • Apa yang menyebabkan keinginaan tersebut.
  • Bagaimana caranya memenuhi kenginan tersebut.

2.4. Tujuan dan Manfaat
  • Tujuan Praktis
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara fenomenal global di dalam dunia arsitektur, keadaan setempat dan paham sosialis yang dianut Thomas Karsten.

  • Tujuan Historis
Untuk menjawab pertanyaan mengapa terjadi kemiripan disatu pihak dan mengapa timbul keinginan untuk menghasilkan karya representatif dilain pihak.

  • Tujuan Estetis
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana karakterisitik masing-masing kecenderungan diatas.


2.5. Manfaat Penulisan
  • Memahami dan mengenali karakteristik karya Thomas Karsten
  • Menambah pengetahuan tentang wacana Arsitektur Indonesia periode Moderen.

Kedua manfaat diatas pada dasarnya mengandung hikmah:

  • Meningkatkan pemahaman kita tentang dinamika perkembangan dunia arsitektur, terutama hubungan antara arsitektur dan pelbagai aspek lain ( politik, ekonomi dan teknologi ).
  • Meningkatkan kesadaran kita akan luasnya lingkup dan dimensi permasalahan arsitektur pada masa lalu.
  • Membuka kearifan kita dalam berintrospeksi diri melalui pengalaman masa lampau, baik berupa kegagalan maupun keberhasilan.

Tidak ada komentar: